Foto Quraish Shihab: Hormati Pendapat Tak Berarti Menerimanya Terkeren Terbaru

Quraish Shihab: Hormati Pendapat Tak Berarti Menerimanya adalah sajian terbaru jaman sekarang yang bisa menjadi daftar referensi kalian. Mudah mudahan tulisan yang disajikan berikut menjadi informasi yang banyak diminati bagi pembaca terus kunjungi blog ini untuk update terbaik lainnya. Quraish Shihab: Hormati Pendapat Tak Berarti Menerimanya. Kamu pantas sering belajar hendak mendapatkan banyak pengetahuan. Disini mau berbagi kepada kalian yang suka bersama penjelasan terkini, semoga bisa menjadikan kamu mendapatkan pilihan jempolan intern membaca share terbaru.
Pakar tafsir Al-Qur’an Quraish Shihab mengajak kalangan pesantren atau seluruh masyarakat hendak senantiasa menghormati perbedaan atau mengembangkan budaya Islam yang damai. Ia menegaskan, menghormati pendapat yang berbeda bukan berarti menerimanya.
Ia menyampaikan hal itu saat berkunjung ke Pesantren Tebuireng Jombang, Jawa Timur, Senin (26/12), bersama keluarga besar Pusat Studi Al-Qur’an (PSQ) Jakarta. Forum dialog digelar di Aula Gedung Yusuf Hasyim Pesantren Tebuireng atau diikuti oleh ratusan kiai atau pengajar Al-Qur’an dari seluruh Jawa Timur.
"Kita hidup intern masyarakat yang menyandang budaya yang luar biasa plural. Karena itu, semua pendapat yang berbeda, pantas kita hormati. Dan, menghormati pendapat yang berbeda itu bukan berarti menerimanya," kata ayah dari presenter Najwa Shihab ini.
Quraish lalu mencontohkan bagaimana muslimah Indonesia zaman dulu hanya mengenakan kerudung yang diselempangkan di kepala, atau tetap menampakkan sebagian rambut mereka. Berbeda bersama kerudung yang dikenakan perempuan zaman kini, yang menutupi seluruh kepala.
Menurut ia, para ulama zaman dahulu membiarkan praktik tersebut bukan tanpa dasar. Pasalnya, setiap pemikiran atau praktik keagamaan tiada bisa dilepaskan dari budaya yang berlaku di masyarakat. "Pasti para ulama waktu itu mematut-matut konteks budaya yang berkembang di masyarakat," ujarnya.
Pendiri Pusat Studi Al-Qur’an ini pun mengajak kalangan pesantren hendak menjadikan konteks budaya bagai salah satu pertimbangan intern pengembangan pemikiran atau studi Al-Qur’an. "Dalam konteks studi atau pengembangan nilai-nilai Al-Qur’an, jangan sampai penafsiran kita tiada sejalan bersama budaya yang berkembang di masyarakat," imbuhnya.
Meski demikian, menurut lulusan Universitas Al-Azhar Mesir ini, penghormatan terhadap perbedaan juga dibatasi pada budaya atau pendapat yang mengarah pada kedamaian. "Semua pendapat yang berbeda, dari mana pun datangnya, selama bercirikan kedamaian, pantas kita hormati. Pendapat yang berbeda bersama kita, tapi tiada bercirikan kedamaian, (pantas) kita tolak," tegasnya.
Sebelum mengakhiri dialog, Quraish menegaskan bahwa penjelasannya soal kerudung bukan berarti mengajak yang sudah berjilbab hendak melepaskan kerudung mereka. "Saya hanya tersinggung kalau orang tua kita yang dulu hanya berkerudung dianggap tiada menutup aurat. Sebab, ibu aku dulu juga tiada berjilbab (seperti orang kini)," ujarnya disambut tawa hadirin.
Tampak hadir intern forum dialog tersebut, Pengasuh PP Roudhotu Tahfidhil Qur’an Perak Jombang KH Masduqi, Mudir Madrasatul Qur’an Tebuireng KH Syakir Ridwan atau Mudir Ma'had Aly Hasyim Asy'ari Tebuireng Nur Hannan.
Quraish Shihab yang datang bersama istri atau sebagian keturunan cucunya serta didampingi Direktur PSQ Mukhlis M Hanafi disambut hangat oleh Pengasuh Pesantren Tebuireng KH Salahuddin Wahid beserta Nyai Hj. Farida Salahuddin. (Red: Mahbib)
Sumber : nu.or.id

Source Article and Picture : www.wartaislami.com