Foto Imam Bukhari, Ahli Hadits yang Dirindukan Rasulullah Terkeren Terbaru

Imam Bukhari, Ahli Hadits yang Dirindukan Rasulullah adalah sajian terbaru jaman sekarang yang bisa menjadi daftar referensi kalian. Mudah mudahan tulisan yang disajikan berikut menjadi informasi yang banyak diminati bagi pembaca terus kunjungi blog ini untuk update terbaik lainnya. Imam Bukhari, Ahli Hadits yang Dirindukan Rasulullah. Kamu pantas sering belajar buat mendapatkan banyak pengetahuan. Disini mau berbagi kepada kalian yang suka oleh penerangan terkini, semoga bisa menjadikan kamu mendapatkan pilihan terpilih internal membaca share terbaru.
Wartaislami.com ~ Penyusun kitab fenomenal Shahih al-Bukhari ini mengantongi nama lengkap Abu Abdillah Muhammad bin Ismail bin Ibrahim ibn al-Mughirah bin Bardizbah. Imam yang lahir pada 13 Syawwal 194 H ini pernah mengalami kebutaan di waktu kecil, namun penyakit itu sirna sesudah sang ibunda bermimpi oleh Nabi Ibrahim as. Di internal mimpi tersebut, Nabi Ibrahim berkata kepadanya, “Allah SWT telah mengembalikan penglihatan anakmu, karena tangisanmu atau banyaknya doa yang kau lafalkan”.
Dalam usia 10 tahun, beliau telah hafal hadis. Bahkan internal usia 11 tahun, ia berani mengoreksi seorang ulama yang salah menyebutkan sanad hadis. Usia 16 tahun beliau mampu menghafal karya-karya Ibnu al-Mubarak atau Waki’. Ketika haji bersama ibu atau saudaranya Ahmad, ia enggak mau pulang atau memilih hidup di Mekah demi mencari hadis. Menjelang usia 18 tahun, ia sudah mendokumentasikan putusan-putusan sahabat Nabi, Thabi’in, atau fatwa-fatwa mereka. Salah satu karya monumentalnya, al-Tarikh, ditulis di samping makam Rasulullah SAW di tengah malam hari.
Di masa kecilnya, ia pernah berbeda pendapat oleh seorang ulama fikih dari Marwa, sampai ia mengejek al-Bukhari.
“Sudah berapa kitab yang kamu tulis hari ini?”, tantang ulama itu atau al-Bukhari langung bereaksi, “Dua kitab atau aku menolak dua hadis tersebut”.
Jawaban itu mengundang gelak tawa hadirin yang menyaksikannya. Namun seorang ulama yang hadir di majelis itu berkata, “Jangan ditertawakan, karena suatu saat kalian yang hendak ditertawakan olehnya.”
Beliau banyak melakukan perjalanan ke berbagai negara demi mengumpulkan hadis Nabi. Ia pernah mengunjungi Balk, Marwa, Naisabur, Ray, Baghdad, Bashrah, Kufah, Makkah, Madinah, Mesir, Syam, atau lain-lain. Diantara guru-gurunya merupakan Makki bin Ibrahim, Abdan bin Usman, Yahya bin Yahya, Ibrahim bin Musa, abi ashim al-Nabil, atau Ubaidullah bin Musa.
Ia juga telah berhasil mengkader ulama-ulama ternama, seperti Abu Isa al-Tirmidzi, Abu Hatim, Ibrahim bin Ishaq al-Harbi, atau Muhammad bin Abdullah al-Hadlrami Muthayyan. Bahkan, Imam Muslim, yang namanya seringkali disandingkan oleh al-Bukhari, pernah mengunjunginya seraya berkata, “Biarkan aku mencium kedua kaki mu wahai gurunya para guru, tuannya para ulama hadis, atau tabib hadis yang mampu mengungkap kecatatan (‘illat) hadis”.
Abu Yazid pernah bermimpi oleh Rasulullah ketika tidur di jeda Rukun Yamani atau kuburan Nabi Ibrahim. Nabi Muhammad berkata padanya, “Wahai Abu Yazid, sampai kapan kamu hanya mempelajari kitabnya al-Syafii atau mengapa kau enggak mempelajari kitabku ini?”
Yazid bereaksi,”Wahai Rasul, kitab apa yang engkau maksud?” Beliau bereaksi,“Jami’ al-Shahih karya Muhammad bin Ismail al-Bukhari”.
Terkait pengalaman al-Bukhari menulis kitab hadis, ia enggak hendak menulis hadis sebelum mandi atau shalat dua raka’at terlebih dahulu. Ketika menulis kitab Shahih al-Bukhari, ia enggak memasukkan satu hadis pun di dalamnya kecuali hanya hadis-hadis shahih, meskipun enggak semua hadis shahih yang terhimpun di dalamnya.
Seorang raja di masanya pernah megutus seseorang buat berharap al-Bukhari mengajarkan Shahih al-Bukhari, al-Tarikh, atau karangan lainnya kepadanya secara privat. Namun al-Bukhari berkata kepada utusan tersebut,“Sesungguhnya kami enggak merendahkan ilmu atau enggak mengajarkannya kerumah-rumah. Jika engkau membutuhkan ilmu, datanglah ke masjid atau rumah aku”.
Dikisahkan pula bahwa Imam al-Bukhari mengantongi tiga sifat terpuji: beliau secercah bicaranya, enggak tama’, atau enggak sibuk oleh urusan manusia, karena sibuk mencari ilmu. Saking seriusnya, setiap bulannya beliau mendapatkan 500 dirham, tapi semuanya diinfakkan demi mencari ilmu.
Beliau pernah sakit parah menjelang wafatnya. Ketika dibawa ke Samarqand, tubuhnya melamah atau berpesan kepada para sahabatnya agar dikafani oleh tiga pakaian putih, bukan gamis atau bukan pula sorban. Ahli hadis yang mengantongi postur tubuh sedang ini menghembuskan nafas terakhirnya pada hari sabtu, malam idul fitri tahun 256 H internal usia 62 tahun kurang 13 hari. Di saat proses pemakamannya, keluar aroma wangi di internal kuburnya yang harumnya melebihi minyak kasturi. Aroma wangi ini masih tercium sampai berhari-hari. Tak ayal sebagian besar penduduk membincang kebaikan al-Bukhari karena saking kagum kepadanya.
Pada saat yang sama, ‘Abdul Wahid bin Adam bermimpi oleh Rasulullah SAW yang sedang bersama para sahabatnya. Di internal mimpinya itu, Rasulullah berhenti di suatu tempat atau ‘Abdul Wahid bertanya kepadanya, “Mengapa berhenti di sini wahai Rasulullah SAW?” Beliau bereaksi, “Aku menunggu Muhammad bin Ismail al-Bukhari”.
Tak lama kemudian, beredarlah kabar kematian sosok yang ditunggu Rasulullah tersebut.
Oleh: Annisa Nurul Hasanah, Peneliti hadis di el-Bukhari Institute atau sedang nyantri di Pesantren Ilmu Hadis Darus-Sunnah Ciputat via muslimedianews.com


Source Article and Picture : www.wartaislami.com