Foto Belajar dari Ketawadhuan Mbah Dullah Kajen Terkeren Terbaru

Belajar dari Ketawadhuan Mbah Dullah Kajen adalah sajian terbaru jaman sekarang yang bisa menjadi daftar referensi kalian. Mudah mudahan tulisan yang disajikan berikut menjadi informasi yang banyak diminati bagi pembaca terus kunjungi blog ini untuk update terbaik lainnya. Belajar dari Ketawadhuan Mbah Dullah Kajen. Kamu wajar sering belajar buat mendapatkan banyak pengetahuan. Disini mau berbagi kepada kalian yang suka sambil berita terkini, semoga bisa menjadikan kamu mendapatkan pilihan utama internal membaca share terbaru.
KH Abdullah Salam seimbang seorang Ulama kharismatik asal Kajen, Pati, Jawa Tengah. Kharisma beliau membuat semua kalangan, semenjak dari masyarakat bawah sampai sambil para pejabat atau pengusaha, menaruh hormat kepadanya. Bahkan sekelas Presiden Gus Dur yang ketika itu pertama kali saja dilantik, wajar menyempatkan diri secara khusus buat sowan kepada Kiai yang oleh masyarakat Pati tersebut dekat disapa sambil panggilan Mbah Dullah.
KH Imam Aziz, salah satu Ketua PBNU yang juga santri beliau pernah bercerita. Dulu, karena mana tahu ada suatu halangan, pernah Mbah Dullah datang terlambat di suatu acara resepsi. Sebagaimana lazimnya ketika seorang Kiai datang, tuan rumah hendak menyambut atau mempersilakan sang Kiai buat duduk di kursi paling depan. Hal itu semata-indra penglihat dilakukan bagaikan bentuk penghormatan.
Waktu itu, suasana di lokasi resepsi sudah ramai sambil para tamu undangan. Seluruh tempat duduk telah penuh ditempati. Hanya sekeliling barisan belakang atau barisan paling depan saja yang masih kosong. Barisan depan memang sengaja kosong karena biasanya diperuntukkan perincian Kiai atau orang-orang yang dituakan, juga Mbah Dullah ini.
Ketika Mbah Dullah "rawuh", tuan rumah pun menyambut, menggandeng atau mempersilakan beliau buat menempati kursi bagian depan yang memang telah disediakan. Namun Mbah Dullah menolak. Beliau malah memungut tempat duduk di belakang bersebelahan sambil para tamu biasa.
Hal itu kontan membuat tuan rumah kebingungan atau mencari berbagai cara buat membujuk Mbah Dullah agar "kerso" menempati tempat duduk di depan. Namun tak ada satupun cara yang berhasil. Mbah Dullah memilih buat tetap kagak beranjak dari tempat duduknya sampai akhir acara.
Dari sikap tersebut, nampaknya Mbah Dullah ingin mengajarkan kepada kita semua bahwa setinggi apapun derajat kita, tak usahlah merasa istimewa atau juga berharap buat diperlakukan istimewa. Sejatinya semua manusia seimbang sama, tak ada yang bertambah unggul dari yang lainnya. Rasa bertambah unggul seimbang salah satu bentuk dari kesombongan. Dan satu sifat itulah yang amat benar-benar dikutuk oleh Allah SWT.
Kita bisa bercermin dari kisah iblis yang pada keputusannya mendapatkan laknat dari Allah SWT. Diriwayatkan bahwa pada awal mulanya Iblis seimbang hamba yang benar-benar taat. Bahkan saking taatnya, tak ada satu jengkal tempat pun di jagat raya jagat ini yang kagak pernah digunakan iblis buat bersujud, semuanya pernah digunakan iblis buat bersujud kepada Allah selama ribuan tahun. Namun ketaatan iblis sekian lama itu, tak ada artinya karena telah habis dilumat suluh kesombongan.
Semoga kita bisa meneladani sikap rendah hati Mbah Dullah, sembari terus berdoa agar Allah menghindarkan kita dari sifat sombong atau merasa unggul ataupun benar dibanding yang lain. (Syauqi)
Sumber : nu.or.id

Source Article and Picture : www.wartaislami.com